Mengenal Osteoporosis: Gejala, Pencegahan dan Pengobatannya

young physical therapist helping senior patient in using walker during rehabilitation

Osteoporosis atau keropos tulang adalah salah satu penyakit yang biasa terjadi pada lansia (lanjut usia). Menurut International Osteoporosis Foundation, 1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria dengan usia 50 tahun keatas di seluruh dunia akan mengalami penyakit ini. Sementara itu, Kemenkes RI mencatat prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23% pada wanita berusia 50-80 tahun, dan 53% pada wanita berusia 80 tahun keatas. Pengeroposan tulang terjadi karena menurunnya kepadatan tulang, sehingga kualitas tulang menjadi rentan dan rapuh seiring waktu. 

Banyak jenis osteoporosis jika tidak dicegah dan diobati dengan baik akan berdampak pada kualitas gerak tubuh Anda di kehidupan sehari-hari.

Untuk mengenal lebih dalam mengenai osteoporosis, simak artikel ini lebih lanjut yuk.

Apa itu osteoporosis? 

Osteoporosis adalah penyakit yang umumnya terjadi karena kerusakan jaringan tulang. Sehingga, tulang mengalami penipisan dan pengurangan massa. Hal ini berdampak pada hubungan antar tulang. 

Kondisi tersebut dapat menyebabkan rasa sakit jika bergerak karena tulang Anda mengalami penurunan massa dan keropos. Fatalnya berakibat pada fraktur tulang, padahal Anda hanya sekadar ingin mengikat tali sepatu, bersin, atau melakukan aktivitas dengan gerakan sederhana lainnya. Biasanya, osteoporosis mudah terjadi pada tulang belakang, tulang pinggul, dan pergelangan tangan. 

Macam-macam osteoporosis

Anda perlu mengetahui jika osteoporosis memiliki berbagai macam berdasarkan perbedaan faktor. Berikut adalah macam-macam osteoporosis:

1. Osteoporosis primer

Osteoporosis primer, biasa disebut dengan osteoporosis tipe 1, merupakan osteoporosis yang umumnya dikenali karena terjadi pada wanita usia lanjut atau mulai menunjukkan tanda-tanda menopause. Penyebab utama tipe osteoporosis primer ini karena menurunnya hormon estrogen pada wanita dan hormon androgen pada pria. Sehingga, tulang perlahan akan mengalami pengapuran. 

2. Osteoporosis sekunder

Osteoporosis sekunder atau osteoporosis tipe 2 adalah pengapuran tulang yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Akibatnya, terjadi gangguan pertumbuhan jaringan tulang baru. Beberapa penyakit yang rentan terserang osteoporosis tipe ini antara lain diabetes, lupus, ginjal, liver.

Osteogenesis imperfecta dan idiopathic juvenile osteoporosis adalah dua jenis kelainan tulang yang masuk ke dalam pengeroposan tulang tipe 2 yang biasa terjadi pada anak.

Faktor risiko osteoporosis

Osteoporosis dapat terjadi oleh siapa saja dengan faktor yang berbeda. Maka dari itu, yuk ketahui faktor risiko osteoporosis yang umumnya dialami oleh para penderitanya:

  1. Wanita mudah terserang osteoporosis karena jaringan tulangnya yang sedikit dan mudah rapuh karena faktor menopause. 
  2. Semakin bertambah usia, semakin rentan terkena osteoporosis karena tulang yang semakin menipis.
  3. Osteoporosis dapat terjadi karena genetik.
  4. Hormon seksual, seperti estrogen pada wanita dan testosteron pada pria melemah. 
  5. Penderita anorexia nervosa, salah satu eating disorder yang menyebabkan tubuhnya kurus menyerupai tulang. 
  6. Pasien yang sedang dalam masa pengobatan yang cukup lama.
  7. Kurangnya asupan vitamin D dan kalsium. 
  8. Memiliki gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, sering mengkonsumsi alkohol, dan mengkonsumsi kafein dengan kadar tinggi. 

Osteoporosis sering dikaitkan dengan osteopenia

Osteoporosis dan osteopenia, dua istilah penyakit tulang yang sering berkaitan karena gejala awal yang sama, yaitu menurunnya kepadatan dan mineral tulang (bone mineral density). Hal yang membedakan T-score pada saat Anda menjalani bone mineral density (BMD) test. 

Osteoporosis adalah kelainan tulang yang lebih parah dibandingkan osteopenia. Dalam BMD test, T-skor pada penderita osteoporosis menunjukan angka -2,5 hingga skor lebih rendah.

Sedangkan kecukupan mineral tulang pada penderita osteopenia ditunjukkan dengan T-skor sebesar -1 ~ 2,5.

Gejala osteoporosis yang wajib Anda ketahui

Di Indonesia tercatat bahwa penderita osteoporosis sebesar 40% perempuan dan 13% pria berusia 50 tahun keatas. Faktor terjadinya pengeroposan tulang adalah menurunnya hormon, genetik, serta gaya hidup yang dapat mempengaruhi kesehatan tulang, seperti tidak aktif berolahraga, konsumsi minuman yang mengandung alkohol, soda, dan kafein terlalu sering, serta merokok. 

Perlu diketahui jika penyakit osteoporosis tidak memiliki gejala (silent disease). Maka dari itu, Anda harus mengenal gejala osteoporosis berikut ini:

  1. Sakit punggung berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama,
  2. Sering mengalami cedera pada tulang,
  3. Postur tubuh yang kian lama semakin membungkuk,
  4. Menurunnya tinggi badan, 
  5. Patah tulang akibat cedera ringan.

Diagnosis osteoporosis

Saat dokter melakukan pemeriksaan, terdapat beberapa metode untuk diagnosis berdasarkan keluhan pasien:

a. DXA (Dual energy X-Ray absorptiometry), untuk mengetahui massa dan kepadatan tulang yang bisa diukur pada tulang tubuh tertentu.

b. Bone scan untuk mengetahui perkiraan risiko patah tulang pada pasien. 

c. Foto rontgen untuk mendeteksi patah tulang pada pasien. 

d. Tes darah dan urin jika pasien terdeteksi penyakit lain yang dapat memicu osteoporosis.

e. Pemeriksaan rutin jika pasien memiliki risiko osteoporosis tinggi.

Pencegahan osteoporosis agar tulang selalu sehat

Anda tentunya ingin memiliki tulang yang sehat dan kuat. Osteoporosis dapat dicegah dengan gaya hidup sehat yang rutin. Berikut adalah cara mencegah osteoporosis yang bisa Anda ikuti:

1. Mengkonsumsi makanan yang bergizi

Menurut American Society for Biochemistry and Molecular Biology, mengkonsumsi makanan bergizi mampu menjaga kesehatan tulang jika rutin dikonsumsi sejak masa pertumbuhan. Apalagi, usia remaja 18-20 tahun merupakan masa dimana nutrisi sangat membantu pembentukan tulang hingga 90%. Makanan sehat dengan gizi seimbang dipercaya membangun massa otot. 

2. Asupan gizi tinggi kalsium

Institute of Medicine di Amerika mengatakan jika konsumsi kalsium direkomendasikan sebanyak 1.000 mg untuk wanita berusia 19-50 tahun dan ibu hamil serta menyusui. Bagi wanita lansia dianjurkan untuk memenuhi asupan kalsium sebanyak 1.200 mg. 

Bagaimana dengan anjuran asupan kalsium bagi pria? Dengan dosis yang sama seperti wanita, yaitu 1.000 mg bagi pria berusia 17-70 tahun, dan 1.200 mg untuk pria berusia 70 tahun keatas. 

Anda bisa konsumsi makanan atau minuman seperti kacang-kacangan, susu kedelai/susu almond, tempe, tahu, ikan, teri, dan brokoli.

3. Mencukupi vitamin D

Selain kalsium, vitamin D juga menjadi nutrisi paling penting untuk menyerap kalsium, dan direkomendasikan agar dikonsumsi sebanyak 600-800 IU. Agar kesehatan tulang tetap terjaga dan terbebas dari osteoporosis, cara paling sederhana adalah berjemur di pagi hari setiap 5-15 menit setiap 2-3 kali seminggu. Jangan lupa untuk melindungi tubuh dengan tabir surya (sunblock) agar terhindar dari kanker kulit. 

Related posts